Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Selasa, 02 Maret 2010

wali tujuh di bali

jika di pulau jawa kita mengenal adanya wali songo dalam pergerakan dakwah,maka di bali sebenarnya juga terdapat tujuh orang penyebar islam yang cukup terkenal dan dikemudian hari lebih populer dengan sebutan wali tujuh bali.

1. Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkurat

Pangeran Mas Sepuh atau Raden Amangkurat atau Ida Cokordo adalah putra Raja Mengwi I yang menikah dengan seorang putri muslimah dari Kerajaan Blambangan, Jawa Timur. Sejak kecil ia dibesarkan oleh ibundanya di Blambangan, setelah dewasa menemui ayahandanya, Raja Mengwi ke-I.

makamnya terdapat di Pantai Seseh, Desa Munggu Mengwi, Kabupaten Badung (berdampingan dengan Candi Pura Agung di Tanah Lot)makam ini juga terkenal dengan sebutan Makam Keramat Pantai Seseh.

2. Dewi Khadijah

makam beliau sering disebut dengan makam Keramat Pamecutan Dewi Khadijah, yang juga disebut makam Keramat Pamecutan, terletak di Jalan Batu Karu, Pamecutan, Kampung Monang-Maning, Denpasar. Dewi Khadijah, yang nama aslinya Ratu Ayu Anak Agung Rai, adalah adik perempuan Raja Cokorda III dari Kerajaan Pamecutan yang bergelar Batara Sakti - yang bertahta pada abad ke-17 M. Ia adalah isteri Pangeran Sosrodiningrat, seorang senopati Kerajaan Mataram.


4. Habib Ali Zainal Abidin Al-Idrus

Habib Ali Zainal Abidin Al-Idrus, dimakamkan di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Wafat pada 9 Ramadhan 1493 H (19 Juni 1982), ia dikenal sebagai ulama besar yang arif bijaksana. Semasa hidupnya banyak santri yang mengaji kepadanya. Mereka tidak hanya berasal dari beberapa daerah di Bali, tapi juga dari Lombok dan sekitarnya.

5. Habib Syaikh Mawlaya Yusuf al-Baghdadi al-Maghribi

Habib Syaikh Mawlaya Yusuf al-Baghdadi al-Maghribi, yang dimakamkan tidak jauh dari makam Habib Ali bin Zainal Al-Idrus di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Di atas makam tersusun batu bata merah tanpa semen yang tak terawat dan tampak sangat tua. Makam itu selamat dari amukan Gunung Agung yang meletus dengan dahsyat pada 1963.

6. Habib Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid

Habib Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid makamnya terdapat di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Makam keramat ini terletak tak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan pulau Nusa Penida. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu. Di depan makam dibangun patung seorang tokoh bersorban dan berjubah menunggang kuda.

Semasa hidupnya Habib Ali mengajar bahasa Melayu kepada Raja Dhalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Sang raja menghadiahkan seekor kuda kepadanya sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju istana Klungkung. Suatu hari, pulang mengajar di istana, ia diserang oleh kawanan perampok. Ia wafat dengan puluhan luka di tubuhnya.

Jenazahnya dimakamkan di ujung barat pekuburan desa Kusamba. Malam hari selepas penguburan, terjadi keajaiban. Dari atas makam menyemburlah kobaran api, membubung ke angkasa, memburu kawanan perampok yang membunuh sang Habib. Akhirnya semua kawanan perampok itu tewas terbakar. Kaum muslimin setempat biasa menggelar haul Habib Ali setiap Ahad pertama bulan Sya'ban.

7. Syaih Abdul Qadir Muhammad

Syaih Abdul Qadir Muhammad, yang nama aslinya Thee Kwan Pau-lie, di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Penduduk menyebutnya sebagai Keramat Karang Rupit. Semasa remaja, ia adalah murid Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Para peziarah, baik muslim maupun Hindu, biasanya banyak berkunjung pada hari Rabu terakhir (Rebu Wekasan) bulan Shafar. Uniknya, masing-masing mengelar upacara menurut keyakinan masing-masing.
sumber: http://mistikus-sufi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar